Virus polio
menyerang sistem saraf yang dapat menyebabkan kesulitan bernafas, kelumpuhan,
dan kematian. Vaksinasi polio ada 2 cara yaitu, Inactivasited polio vaccine (IPV) dan Oral polio vaccine (OPV). Oral
polio vaccine dilakukan dengan melemahkan virus polio dan mencegah
penyebaran virus secara fecal-oral. Ketika pemberian vaksinasi, OPV bereplikasi
di pharyx dan gastrointestinal tract dan nodus limfa yang melewati intestin
reseptor. Akibatnya, menginduksi respon imun humoral dan seluler. OPV
mengaktivasi produksi serum-neutralizing antibodies pada darah. Respon imun ini
bersifat abadi dan dapat mencegah infeksi virus polio ke sistem saraf. Respon cell-mediated immune, tubuh yang
terinfeksi antigen (OPV) akan diposisikan pada permukaan sel tubuh oleh protein
MHC I. protein tersebut dikenali oleh reseptor sel T cytotoxic dan dikenali juga oleh protein permukaan sel T cytotoxic yang disebut CD8. Sel T cytotoxic terstimulasi oleh kontak
langsung dengan sel terinfeksi dan interleukin-2 melepaskan protein perforin.
Protein perforin akan melubangi dinding dari virus polio sehingga air dan ion
masuk kedalam sel dan terjadi lisis.
Selain respon cell-mediated,
respon imun humoral sangat berperan penting dalam perlindungan dan kekebalan
jangka panjang. Antibodi yang dihasilkan setelah vaksinasi polio oral dapat
mencegah terjadinya poliomyelitis.
Karena ketika OPV masuk, Sel B pada respon humoral akan terstimulasi membentuk
antibody dengan mekanisme seleksi klonal sel B dalam pembentukan sel B memori.
Sel B akan berporiferasi membentuk sel B memori dan sel B plasma. Sel B akan memproduksi
antibody IgA dan interferon untuk menetralisir antigen dalam sistem sirkulasi. Sel
B memori akan menyimpan ingatan antigen
yang masuk (OPV). Ketika terinfeksi untuk kedua kalinya sel B memori akan lebih
cepat mersepon apabila ada virus polio masuk dalam tubuh. Untuk itu respon
humoral sangat penting dalam vaksinasi virus polio, karena dapat membentuk sel
B memori yang berumur lebih panjang. Sehingga apabila virus polio masuk kembali
dalam tubuh, sel B memori akan mengenali dan terjadi respon yang cepat. Antigen
ditelan makrofag dan berikatan dengan MHC II, sel T helper sel B teraktivasi membentuk antibodi, kemudian
antigen dinetralisasi antibody. Sebagian virus masuk kedalam sel (yang masih
dapat berikatan dengan reseptor) kemudian bereplikasi. Virus keluar dan tubuh
memproduksi antibodi kembali. Tubuh akan kebal terhadap serangan virus polio
liar.
Komentar
Posting Komentar