Langsung ke konten utama

LAJU METABOLISME BASAL DAN FAKTOR LINGKUNGAN

Metabolisme adalah proses pembakaran kalori tubuh yang diperoleh dari asupan makanan, terdiri dari tiga jenis aktivitas, Resting Metabolic Rate (RMR),Thermic Effect of Food (TEF), dan aktivitas fisik. RMR adalah energy yang diganakan sebagai bahan bakar aktivitas dasar tubuh seperti bernafas dan tidur. Thermic Effect of Food (TEF) adalah energy yang digunakan untuk membakar kalori atau secara eksplisit adalah untuk mencerna, menyerap, dan mengolahmakanan (Swenson, 1993).
Basal metabolic rate (BMR) merupakan laju metabolism terendah yang diukur dari post-absorptive, normotermik individu dewasa di zona thermoneutral selama periode istirahat atauresting metabolic rate (RMR), RMR hampir sama dengan BMR, kecuali pada hewan yang tidak puasa dan tidak ada post-absorptive(McNab, 2009). Hal tersebut menunjukkan adanya perbedaan yang spesifik antara tingkat metabolisme minimum dengan sejarah sifat hidup, perilaku, filogeni, dan beberapa faktor ekologi seperti iklim, diet, dan produktivitas lingkungan.Dalam studi metabolisme energi, fisiologi merupakan parameter penting untuk sejumlah alasan, termasuk penggunaanya untuk memperkirakan kebutuhan energi pada hewan dalam berbagai konteks ekologi.
Pengukuran metabolisme energi adalah pengukuran panas yang diproduksi oleh seekor hewan.Pada praktikum kali ini, metabolism hewan diukur dalam keadaan basal.Metabolisme basal adalah istilah untuk menunjukan jumlah keseluruhan aktivitas metabolisme dengan tubuh dalam keadaan istirahat, di tempat tidur, tidak terganggu oleh apapun, dengan pemasukan oksigen dan pengeluaran karbondioksida diukur (Ganong FG, 1995).Laju metabolisme basal adalah jumlah energi yang dipergunakan untuk melakukan fungsi tubuh minimal dalam keadaan istirahat (Wirahadikusumah, 1985).
Faktor yang dapat mempengaruhi laju metabolisme adalah aktivitas, suhu lingkungan, panjang siang hari, musim, umur, jenis kelamin,  berat badan, ukuran tubuh, stress, jenis makanan yang dimetabolisme dan kebuntingan  (Eckert, 1983). Pengukuran laju metabolisme adalah suatu bentuk pengukuran energi yang dihasilkan tubuh berdasarkan asupan makanan yang masuk dan melibatkan oksidasi oksigen.
Kecepatan metabolisme dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu:
1.    Aktivitas tubuh (misal olahraga)
Jadi pada saat orang coba sebelum melakukan tes maka diperlukan istirahat fisik dan mental agar mendapatkan nilai  keadaan basal sebagai standar keadaan basal. Apabila seseorang tersebut sebelumnya melakukan aktivitas maka hasil Metabolic Rateyang didapat bisa saja meningkat karena seiring dengan adanya aktivitas.Semakin banyak aktivitas semakin banyak membakar kalori dalam penggunaan energi.
2.    Pemasukan makanan (SDA)
Orang coba harus puasa tidak makan protein dan lemak 2 hari sebelum pemeriksaan , dan selama 10-12 jam terakhir tidak boleh makan (tetapi boleh minum air tawar).  Hal tersebuut disebabkan karena setelah makan yang mengandung banyak karbohidrat dan lemak maka kecepatan metabolisme meningkat 4% dan protein mempercepat metabolisme hingga 30%.
3.    Suhu tubuh
Orang coba tidak boleh melakukan aktivitas tubuh (misalnya berolahraga) karena jika seseorang melakukan aktivitas maka suhu tubuh akan meningkat.  Ini berpengaruh dalam hasil volume oksigen dalam kondisi Standart Temperatur pressure Dry (STPD).
4.    Suhu lingkungan (panas, dingin)
Jika suhu lingkungan lebih rendah dari suhu tubuh, akan diaktifkan mekanisme penghasil panas seperti menggigil dan kecepatan metabolisme meningkat. Kecepatan metabolisme meningkatkan sekitar 14%  untuk setiap peningkatan satu derajat celcius.
5.    Emosi (cemas)
Emosi mempengaruhi proses metabolisme jika seseorang mengalami peningkatan emosi  maka meningkat pula hormon adrenalin.  Jika adrenalin meningkat maka pacu jantung juga meningkat maka suhu tubuh ikut meningkat.
6.    Tinggi badan, Berat badan, Luas permukaan tubuh
Dalam perhitungan metabolic rate tinggi badan dan berat badan digunakan untuk menentukan luas permukaan tubuh.Jika luas permukaan tubuh telah diketahui maka kita dapat mencari metabolic rate dengan pemakaian oksigen dikali satu liter O2 yang setara dengan 4,825 dibagi dengan luas permukaan tubuh dengan satuan pada hasil kilokalori per meter persegi per jam.Orang dengan berat badan yang besar dan proporsi lemak yang sedikit mempunyai metabolisme basal lebih besar dibanding dengan orang yang mempunyai rat badan yang besar tapi proporsi lemak yang besar.Demikian pula orang dengan berat badan yang besar dan proporsi lemak yang sedikit mempunyai metabolisme basal yang lebih besar dibanding dengan orang yang mempunyai berat badan kecil dan proporsi lemak sedikit.
7.    Sex
Karena laki-laki dan perempuan berbeda dalam produksi sekresi hormon tyroid. Metabolisme basal seorang laki-laki lebih tinggi dibanding dengan wanita
8.    Umur
Semakin umur seseorang tua maka metabolisme yang dihasilkan semmakin rendah atau kecil karena fungsi jaringan tubuh juga berkurang sehingga energi yang dihasilkanpun juga sedikit.
9.    Masa pertumbuhan, laktasi, kehamilan
Hal ini berpengaruh dalam penurunan dan peningkatan hormon dan laju metabolisme dalam tubuh.
10. Hormon tyroid, epineprin, atau epineprin
Hormon tiroid berfungsi untuk Mengatur laju metabolisme tubuh.Baik T3 dan T4 kedua-duanya meningkatkan metabolisme karena peningkatan komsumsi oksigen dan produksi panas. Efek ini pengecualian untuk otak,lien, paru-paru dan testes.
Semua ini akan mempengaruhi besarnya laju metabolisme. Oleh sebab itu laju metabolik seseorang ditentukan pada kondisi basal standar sama dengan Basal Metabolic Rate(BMR) dimana variable yang mempengaruhinya dapat dikontrol. BMR mencerminkan tingkat terkecil pemakaian energi internal dalam keadaan terjaga (tidak tidur) namun orang yang bersangkutan dalam keadaan istirahat fisik maupun mental dan berada dalam keadaan lingkungan yang bersuhu nyaman.
DEE dan RMR dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan individu.Secara khusus tidak diketahui hubungan DEE dan RMR.Penelitian mengenai chipmuks untuk memberikan rangsangan dan imbas pada variasi DEE dan RMR. Selain itu jumlah hubungan diantara DEE dan RMR dan setelah perlakuan pada sumber variasi chipmunks juga ikut diperhatikan. Faktor yang mempengaruhi dari metabolisme chipmuks itu sendiri yaitu musim, temperature, dan jenis makana.Sedangkan secara individual yang mempengaruhi yaitu faktor reproduksi (Careau et al., 2012).
Selama migrasi, burung pantai dan burung air lainya perlu memenuhi energi tinggi mereka menuntut dalam periode waktu yang singkat, menghadapi bottlenecks (Piersma, 2002). Peningkatan BMR dan asupan makanan dalam lingkungan garam mungkin memaikan peran penting dalam anggaran energi individu, dan dapat membantu menjelaskan diet atau pemilihan pola habitat sepanjang jalur terbang (Nyström dan Pehrsson, 1988).Migrasi shorebird pada lingkungan yang salinitas tinggi dan rendah akan mempengaruhi basal metabolic rate dan anggaran energi.

            Peningkatan salinitas akan meningkatkan BMR dan asupan energi meskipun massa tubuh dunlins (Calidris alpina) menurun sedangkan pada air tawar massa tubuh meningkat. Hewan mempunyai pengaturan tubuh untuk menjaga kesetimbangan yang disebut osmoregulator. Penyesuaian metabolisme shorebirdpada air asin akan menurunkan massa tubuh dunlins secara progresif, dan konsentrasi ion plasma menunjukkan keberhasilan untuk mempertahankan keseimbangan tubuh. Pola penggunaan habitat dapat dijelaskan dengan tingginya kebutuhan energi terkait dengan makanan pada tempat yang asin. Salinitas berperan dalam menentukan kebutuhan organisme dalam bermigrasi, jadi faktor abiotik ini harus isertaka dalam studi anggaran energi organisme serta pola seleksi habitat pada rute migrasiHilangnya massa tubuh dunlins merupakan upaya atau strategi mempetahankan osmoregulasi untuk menguragi biaya energi hidup yang tinggi dalam lingkungan garam. Pengurangan massa tubuh mungkin menjadi bagian dari respon memaksimalkan penghematan energi pada burung untuk mengatasi lingkungan(Gutiérrez et al., 2010).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BUDIDAYA GRACILARIA REVIEW

BUDIDAYA GRACILARIA    Gracilaria sp. merupakan salah satu jenis rumput laut yang memiliki sifat euryhalin, artinya jenis yang memiliki rentang toleransi terhadap salinitas yang cukup tinggi. Gracilaria sp. dapat tumbuh dan berkembang lebih cepat dalam pembudidayakan dengan memperhatikan beberapa hal, seperti kualitas air. Suhu perairan sebaiknya kisaran 27- 31ºC, kisaran salinitas 15-30 ppt, kisaran pH optimum 6-9, oksigen terlarut 6-7 ppm, perairan yang akan digunakan dalam budidayaan memiliki tingkat kekeruhan rendah sepanjang tahun dengan kecerahan 40-60 cm dan terhindar dari pengaruh sedimentasi atau intrusi air dan sungai, serta memiliki arus 14-44 cm/s atau 10 cm/s yang hanya disebabkan karena adanya angin dan tidak terlalu kencang. Selain lokasi pembudidayaan yang perlu diperhatikan dalam membudidayakan Gracilaria sp. yaitu pembibitannya. Pembibitan Gracilaria sp. sebaiknya perlu memperhatikan jenis dan kualitas dari rumput laut itu sendiri, dan bibit yang bai

Leci

Litchi chinensis yang terdapat di data IPGRI sudah ada sejak tahun 2002 memuat data p assport, management, lingkungan dan bentuk, dan karakteristik litchi yang dikembangkan oleh Drs Mathura Rai, Nguyen Thi Ngoc Hue dan Bhag Mal. Dr Bhag Mal. Litchi atau lychee memiliki nama ilmiah Litchi chinensis Sonn termasuk dalam familia Sapindaceae yang berasal dari China Selatan dan kemungkinan dari Vietnam Utara. Sapindaceae termasuk familia yang relatif besar sekitar 125 genus dan 1000 spesies yang tersebar luas di daerah tropis maupun sub-tropis hangat. Litchi memiliki 3 sub-spesies yaitu, sub-spesies chinensis : Dimocarpus litchi, Litchi sinense, Nephelium litchi, sub-spesies philippinensis : Euphoria didyma, Litchi philippinensis, sub-spesies javanensis : L. chinensis f. glomeriflo . Pusat utama litchi berada diantara garis lintang 23 ° dan 27 ° utara di bagian subtropics China Selatan, Vietnam Utara, dan Malaysia. Budidaya di China sudah sekitar 2000 tahun, pada akhir abad ke-17 p